Sabtu, 12 Agustus 2017

Ragam dan Tujuan Bimbingan



A.      Ragam Bimbingan
Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan  (2014:10), dilihat dari masalah indivudu yang ada, ada 4 jenis ragam bimbingan, yaitu:
1.      Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik diantaranya yaitu:
a.       Pengenalan kurikulum
b.      Pemilihan jurusan/konsentrasi
c.       Cara belajar
d.      Penyelesaian tugas-tugas
e.       Pencarian dan penggunaan sumber belajar
f.       Perencanaan pendidikan lanjutan
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membatu individu mengatasi kesuitan belajar, mengembagkan cara belajar yang efektif, membatu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharafkan.
2.      Bimbingan Sosial-Pribadi
Kegiatan bimbingan pribadi social dilaksanakan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi proses belajar mengajar yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi yang yang tepat. Misalnya bagaimana membantu konseli untuk cerdas secara emosi dengan mengembangkan sikap untuk memahami perasaan orang lain saat sedang merasakan kesedihan atau kegembiraan.
Bimbingan social-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah social pribadi adalah:
a.       Masalah hubungan dengan sesame teman
b.      Masalah hubungan guru/staf
c.       Pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan dan masyarakat tempat tinggal.
d.      Penyeesaian konflik.
Bimbingan social-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani maslah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami individu.
Bimbingan social pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembagkan system pemahaman diri serta sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan social pribadi yang tepat.
3.      Bimbingan Karier
Bimbingan karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah karier, seprti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karier membantu individu mempersiapkan pekerjaan/jabatan, membantu individu pada saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan. Dengan layanan bimbingan karier, individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Jadi dalam bimbingan karier konseli dibantu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan kehidupan yang diharapkannya.Sehingga akhirnya konseli mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga konseli mampu mewujudkan dirinya secara bermakna di masa yang akan datang.
4.      Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara prduktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, sertaberperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Seiring dengan dengan berkembangnya iklim kehidupan yang semakin komplit dan sasaran bantuan yang semakin beragam, maka telah terjadi pergeseran orientasi bimbingan, yaitu dari yang bersifat klinis (clinical approach) menjadi perkembagan (developmental approach). Bibngan perkembagan ini bersifat: (menurut Muro dan Kottman (Yusuf, 2014:13)
a.       Edukatif
Bimbingan ini dikatakan edukatif karena titik berat layanan bimbingan ditekankan pada pencegahan dan pengembagan.


b.      Pengembangan
Titik sentral sasaran bimbingan adalah perkembangan optimal seluruh aspek perkembangan individu.
c.       Outreach
Target layanan tidak terbatas kepada individu bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua aspek perkembangannya dalam semua konteks kehidupan. Teknik bimbingan yang digunakan meliputi teknik-teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial dan koneling (Muro dan Kottman, 1995:5 dalam buku Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan  Landasan Bimbingan dan konseling 2014:13).

B.       Tujuan Bimbingan
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Secara lebih spesifik Prayitno dalam buku Rifda El Fiah Bimbingan dan Konseling di Sekolah 2005:16 menyebutkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik (konseli) adalah dalam rangka upaya agar peserta didik dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam rangka menemukan pribadinya sehingga mampu memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, dapat menerima dan menyikapi secara positif, dan akhirnya dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya. menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Menurut Rida El Fiah dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2005:23) tujuan bimbingan adalah:

1.      Tujuan bimbingan dan konseling
Adalah membantu individu dalam rangka menemukan pribadinya yaitu agar individu mampu memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, dapat menerima dan menyikapi secara positif, dan akhirnya dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya. Menemukan pribadi bermakna juga individu tersebut disamping dapat mewujudkan hal-hal positif dalam dirinya juga dapat menerima apa adanya hal-hal negatif yang mungkin terdapat pada pribadinya. Bila individu merasa kurang memiliki motivasi dan prestasi dalam belajar, diharapkan individu tersebut tidak memiliki rasa minder (rendah diri) ataupun putus asa dan perasaan negatif lainnya tetapi justru ia lebih bersemangat, lebih giat belajar untuk memperbaiki kekurangannyadan diharapkan dapat mengejar ketertinggalannya. Demikian juga adanya kelebihan dan kekurangan dalam bentuk fisik. Adanya kelebihan (cantik atau gagah) ataupun kekurangan (kurang cantik atau kurang gagah), tidak membuat individu sombong dan menyombongkan diri atau sebaliknya sedih dan merasa minder.
2.      Adapun tujuan bimbingan dalam mengenal lingkungan
Adalah untuk membuat individu mengetahui dan memahami hal-hal yang berada disekitarnya dengan obyektifitas yang tinggi. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan budaya, ideologi, politik, sosial, ekonomi dan norma-norma hukum dapat disikapi secara positif dan dinamis. Dengan pengenalan terhadap kondisi lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang lebih luas diharapkan individu tidak gamang dan takut bila berada dilingkungan yang kurang menguntungkan, namun sebaliknya menerimanya secara wajar, berusaha menyesuaikan diri, dan bahkan berusaha memperbaikinya. Dengan kata lain dengan mengenal lingkungan di mana ia berada, individu diharapkan dapat memanfaatkan situasi dan kondisi lingkungan tersebut secara optimal untuk mengembangkan diri secara mantap dan berkelanjutan.

3.      Tujuan bimbingan dalam upaya merencanakan masa depan
Adalah supaya individu mampu merencanakan, memilih dan mempertimbangkan serta mengambil keputusan mengenai hari depannya nanti. Aspek ini bertujuan agar individu mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri dengan intelegensi, bakat, minat, dan potensi lainnya untuk merencanakan kariernya di masa yang akan datang. Adanya bimbingan dalam merencanakan masa depan mampu meminimalisasikan ketergantungan individu pada orang tua atau gurunya, dengan senantiasa berpegang pada norma-norma dan nilai-nilai keagamaan dan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan ini diharapkan mampu melahirkan pribadi yang dapat berdiri sendiri yang mampu merencanakan masa depan dan terhindar dari keragu-raguan dan kegamangan dalam menatap masa depannya.

Jadi tujuan pemberian layanan bimbingan secara menyeluruh Rifda El Fiah (2005:24) ialah agar individu dapat:
1.   merencanakan kegiatan penyelesaian studi;
2.   mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat sert lingkungan kerjanya;
4.  mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan  (2014:14), Tujuan Khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk:
1.     Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial individu adalah sebagai berikut.
a.         Memiliki komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b.        Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c.         Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d.        Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan: baik fisik maupun psikis.
e.         Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f.         Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
g.        Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h.        Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
i.          Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
j.          Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik yang bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k.        Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.




2.     Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut.
a.         Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
b.        Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c.         Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d.        Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e.         Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3.        Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karier adalah
sebagai berikut.
a.         Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan.
b.        Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
c.         Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
d.        Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
e.         Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang peserta didik bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
f.     Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling menurut  Asep Suryana dan Suryadi (2009:14) ialah agar peserta didik dapat:
1.    Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya dimasa yang akan datang;
2.    mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3.    menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta kerjanya;
4.    mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapidalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk:
1.      mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya,
2.      mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya,
3.      mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut,
4.      memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
5.      menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
6.      menyesuaikan diridengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan
7.      mengembangkan segala potensidan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Daftar Pustaka:
Yusuf LN, Syamsu, dan Juntika Nurihsan. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya