A.
Ragam
Bimbingan
Menurut Syamsu
Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2014:10),
dilihat dari masalah indivudu yang ada, ada 4 jenis ragam bimbingan, yaitu:
1.
Bimbingan
Akademik
Bimbingan
akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dan dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong
masalah-masalah akademik diantaranya yaitu:
a. Pengenalan
kurikulum
b. Pemilihan
jurusan/konsentrasi
c. Cara
belajar
d. Penyelesaian
tugas-tugas
e. Pencarian
dan penggunaan sumber belajar
f. Perencanaan
pendidikan lanjutan
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara
mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari
kesulitan belajar. Para pembimbing membatu individu mengatasi kesuitan belajar,
mengembagkan cara belajar yang efektif, membatu individu agar sukses dalam
belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan
program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya
memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharafkan.
2.
Bimbingan
Sosial-Pribadi
Kegiatan
bimbingan pribadi social dilaksanakan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,
interaksi proses belajar mengajar yang akrab, mengembangkan system pemahaman
diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi yang
yang tepat. Misalnya bagaimana membantu konseli untuk cerdas secara emosi dengan
mengembangkan sikap untuk memahami perasaan orang lain saat sedang merasakan
kesedihan atau kegembiraan.
Bimbingan
social-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
memecahkan masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah
social pribadi adalah:
a. Masalah
hubungan dengan sesame teman
b. Masalah
hubungan guru/staf
c. Pemahaman
sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan dan masyarakat
tempat tinggal.
d. Penyeesaian
konflik.
Bimbingan social-pribadi diarahkan untuk memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani maslah-masalah
dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi
yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami individu.
Bimbingan social pribadi diberikan dengan cara
menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembagkan system pemahaman diri serta sikap-sikap yang positif, serta
keterampilan-keterampilan social pribadi yang tepat.
3.
Bimbingan
Karier
Bimbingan karier yaitu bimbingan untuk membantu individu
dalam perencanaan pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah karier, seprti
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan
kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan
karier, penyesuaian pekerjaan dan penyelesaian masalah-masalah karier yang
dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.
Bimbingan karier membantu individu mempersiapkan pekerjaan/jabatan, membantu
individu pada saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari
pekerjaan. Dengan layanan bimbingan karier, individu mampu menentukan dan
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Jadi dalam
bimbingan karier konseli dibantu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal
dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan kehidupan yang
diharapkannya.Sehingga akhirnya konseli mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya
sehingga konseli mampu mewujudkan dirinya secara bermakna di masa yang akan
datang.
4.
Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada
para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan
keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara prduktif, dapat
menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga,
sertaberperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang
bahagia.
Seiring dengan dengan berkembangnya iklim kehidupan yang
semakin komplit dan sasaran bantuan yang semakin beragam, maka telah terjadi
pergeseran orientasi bimbingan, yaitu dari yang bersifat klinis (clinical
approach) menjadi perkembagan (developmental approach). Bibngan perkembagan ini
bersifat: (menurut Muro dan Kottman (Yusuf, 2014:13)
a. Edukatif
Bimbingan ini dikatakan edukatif karena titik berat layanan
bimbingan ditekankan pada pencegahan dan pengembagan.
b. Pengembangan
Titik
sentral sasaran bimbingan adalah perkembangan optimal seluruh aspek
perkembangan individu.
c. Outreach
Target
layanan tidak terbatas kepada individu bermasalah, tetapi semua individu
berkenaan dengan semua aspek perkembangannya dalam semua konteks kehidupan.
Teknik bimbingan yang digunakan meliputi teknik-teknik pembelajaran, pertukaran
informasi, bermain peran, tutorial dan koneling (Muro dan Kottman, 1995:5 dalam
buku Syamsu
Yusuf dan A. Juntika Nurihsan Landasan Bimbingan dan konseling 2014:13).
B.
Tujuan
Bimbingan
Secara
umum tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu menjadi insan yang
berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi,
pilihan, penyesuaian, dan keterampilan serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Secara
lebih spesifik Prayitno dalam buku Rifda El Fiah Bimbingan dan Konseling di
Sekolah 2005:16 menyebutkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada peserta didik (konseli) adalah dalam rangka upaya agar peserta
didik dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan. Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam rangka menemukan
pribadinya sehingga mampu memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, dapat
menerima dan menyikapi secara positif, dan akhirnya dapat mengembangkan dan
mengaktualisasikan dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya. menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Menurut
Rida El Fiah dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2005:23) tujuan
bimbingan adalah:
1. Tujuan
bimbingan dan konseling
Adalah membantu individu dalam rangka menemukan
pribadinya yaitu agar individu mampu memahami kelebihan dan kekurangan dirinya,
dapat menerima dan menyikapi secara positif, dan akhirnya dapat mengembangkan
dan mengaktualisasikan dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya.
Menemukan pribadi bermakna juga individu tersebut disamping dapat mewujudkan
hal-hal positif dalam dirinya juga dapat menerima apa adanya hal-hal negatif
yang mungkin terdapat pada pribadinya. Bila individu merasa kurang memiliki motivasi
dan prestasi dalam belajar, diharapkan individu tersebut tidak memiliki rasa minder
(rendah diri) ataupun putus asa dan perasaan negatif lainnya tetapi justru ia lebih
bersemangat, lebih giat belajar untuk memperbaiki kekurangannyadan diharapkan
dapat mengejar ketertinggalannya. Demikian juga adanya kelebihan dan kekurangan
dalam bentuk fisik. Adanya kelebihan (cantik atau gagah) ataupun kekurangan
(kurang cantik atau kurang gagah), tidak membuat individu sombong dan
menyombongkan diri atau sebaliknya sedih dan merasa minder.
2. Adapun
tujuan bimbingan dalam mengenal lingkungan
Adalah untuk membuat individu mengetahui
dan memahami hal-hal yang berada disekitarnya dengan obyektifitas yang tinggi.
Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan budaya, ideologi, politik, sosial, ekonomi
dan norma-norma hukum dapat disikapi secara positif dan dinamis. Dengan
pengenalan terhadap kondisi lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat
yang lebih luas diharapkan individu tidak gamang dan takut bila berada
dilingkungan yang kurang menguntungkan, namun sebaliknya menerimanya secara
wajar, berusaha menyesuaikan diri, dan bahkan berusaha memperbaikinya. Dengan
kata lain dengan mengenal lingkungan di mana ia berada, individu diharapkan
dapat memanfaatkan situasi dan kondisi lingkungan tersebut secara optimal untuk
mengembangkan diri secara mantap dan berkelanjutan.
3. Tujuan
bimbingan dalam upaya merencanakan masa depan
Adalah supaya individu mampu
merencanakan, memilih dan mempertimbangkan serta mengambil keputusan mengenai
hari depannya nanti. Aspek ini bertujuan agar individu mampu mengaktualisasikan
dirinya sendiri dengan intelegensi, bakat, minat, dan potensi lainnya untuk
merencanakan kariernya di masa yang akan datang. Adanya bimbingan dalam
merencanakan masa depan mampu meminimalisasikan ketergantungan individu pada
orang tua atau gurunya, dengan senantiasa berpegang pada norma-norma dan
nilai-nilai keagamaan dan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan
ini diharapkan mampu melahirkan pribadi yang dapat berdiri sendiri yang mampu
merencanakan masa depan dan terhindar dari keragu-raguan dan kegamangan dalam
menatap masa depannya.
Jadi
tujuan pemberian layanan bimbingan secara menyeluruh Rifda El Fiah (2005:24) ialah
agar individu dapat:
1.
merencanakan kegiatan penyelesaian studi;
2.
mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3.
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat sert
lingkungan kerjanya;
4.
mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat
maupun lingkungan kerja.
Menurut Syamsu Yusuf
dan A. Juntika Nurihsan (2014:14),
Tujuan Khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk:
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek pribadi-sosial individu adalah sebagai berikut.
a.
Memiliki komitmen kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat
kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat
beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya
masing-masing.
c.
Memiliki pemahaman tentang irama
kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang
tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianut.
d.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri
secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan: baik fisik maupun psikis.
e.
Memiliki sikap positif atau respek
terhadap diri sendiri dan orang lain.
f.
Memiliki kemampuan melakukan pilihan
secara sehat.
g.
Bersikap respek terhadap orang lain,
menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga
dirinya.
h.
Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan
dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
i.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human
relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
j.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
konflik (masalah) baik yang bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun
dengan orang lain.
k.
Memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut.
a.
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang
positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai
perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.
b.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat.
c.
Memiliki keterampilan atau teknik
belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus,
mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d.
Memiliki keterampilan untuk menetapkan
tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan
tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan
berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
e.
Memiliki kesiapan mental dan kemampuan
untuk menghadapi ujian.
3.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek karier adalah
sebagai berikut.
a.
Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan
minat) yang terkait dengan pekerjaan.
b.
Memiliki sikap positif terhadap dunia
kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah
diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
c.
Memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja.
d.
Memiliki kemampuan merencanakan masa
depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran
yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
e.
Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu
kecenderungan arah karir. Apabila seorang peserta didik bercita-cita menjadi seorang
guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
f. Mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa
dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling menurut Asep
Suryana dan Suryadi (2009:14) ialah
agar peserta didik dapat:
1.
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya dimasa yang akan datang;
2.
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin;
3.
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta
kerjanya;
4.
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapidalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk:
1.
mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya,
2.
mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada
dilingkungannya,
3.
mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut,
4.
memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
5.
menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
6.
menyesuaikan diridengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya;
dan
7. mengembangkan segala potensidan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
Daftar Pustaka:
Yusuf LN, Syamsu, dan Juntika Nurihsan. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya