Sabtu, 03 Juni 2017

Makalah landasan pendidikan kontruktivisme



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kontruktivisme : kontruktivisme berkembang dalam rangka mengatasi proses pendidikan yang pada umumnya dilakukan melalui transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Pendidikan kontruktivisme memandang pendidikan (mengajar) bukan sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia yang saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dalam negeri. Kesemuanya diatas memerlukan kemampuan warga Negara yang mempunyai bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan kontruktivisme
2.      Apa  yang dimaksud dengan pendidikan pancasila


C.    Tujuan
1.        Untuk mengetahui apa yang dimaksud landasan pendidikan kontruktivisme
2.        Untuk mengetahui apa yang dimaksud demgan pendidikan Pancasila



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan pendidikan Kontruktivisme
Kontruktivisme : kontruktivisme berkembang dalam rangka mengatasi proses pendidikan yang pada umumnya dilakukan melalui transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Para kontruktivis ingin mengubah agar siswa belajar melalui suatu proses dengan cara-cara yang bermakna memperkaya dan memungkinkan siswa menginterpretasikan alam sememesta dengan pengertian ilmiah. Kontruktivisme didukung oleh impirisme dan pragmatism. Adanya yang berpendapat bahwa kontruktivisme mengandung bahaya yang mengarah ke empirisme ke relativisme
Otologi. Kontruktivisme tidak mengetahui apa sesungguhnya subtsnsi realitas ini, mereka tidak tertarik atas persoalan tersebut. Bagi mereka, realitas tidak pernah ada secara terpisah dari pengamat (subjek), yang diketahui bukan realitan “disana” yang berdiri sendiri, melainkan kenyataan sejauh dipahami dikontruksi oleh subjek pengamat. Karena itu realitas bersifat plural.
Manusia : manusia dituntut aktif membangun sendiri pengetahuannya. Eksistensi dsn proses menjadi manusia berada dalam konteks interaksi dengan lingkungannya. Epistomologi : sumber pengetahuan adalah dunia luar, tapi dikontruksi dari dalam diri individu. Kritria kebenaran pengetahuan diletaka pada viabilitas, karena itu pengetahuan bersiafat subjektif, tidak dapat ditransfer begitu saja, pengetahuan belum final atau masih berkembang, dan bersifat relative. Sejalan dengan ini bagi mereka juga bersigfat relatif.
Pendidikan kontruktivisme memandang pendidikan (mengajar) bukan sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, melainkan membangtu siswa berpikir secara benar dengan membiarkannya berpikir sendiri. Mengajar adalah berpartisipasi dengan pelajar dalam mengkontruksi pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, dan mengembangkan justifikasi.
 Tujuan pendidikannya lebih mengutamakan perkembangan konsep dan [pengetahuan yang mendalam sebagai hasil kontruksi aktif siswa. Kurikulumnya merupakan program aktifis dimana pengetahuan dan keterampilan bisa dikontruksi. Kurikulum buklan bahan yang sudah jadi, melainkan lebih merupakan permasalahan yang harus dipecahkan siswa. Metode: mempertimbangkan multimetode untuk dipilih, sebab siswa mempunyai caranya sendiri untuk mengerti. Selain itu, pengetahuan dibangun secara individual dan sosial maka belajar kelompok maka dikembangkan. Perana guru siswa: peran duru adalah sebagai mediator dan fasilitator dalam membantu siswa belajar. Guru dan siswa berperan sebagai mitra, siswa harus bertanggungjawab atas hasil belajarnya.

B.     Landasa Pendidikan Pancasila (Pendidikan Nasional)
A.    Dasar Pemikiran Pendidikan Pancasila
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia yang saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dalam negeri. Kesemuanya diatas memerlukan kemampuan warga Negara yang mempunyai bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa.
B. Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Di dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut prinsip hidup yang tersimpul di dalam pandangan hidup atau fisafat hidup bangsa (jati diri) yang oleh para pendiri bangsa/Negara   dirumuskan   dalam   rumusan   sederhana   namun   mendalam   yang meliputi lima prnsip, yaitu Pancasila.
2. Landasan Kultural
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam nilai-nilai budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya sebagai nilai dasar berkehidupan berbangsa dan bernegara dirumuskan dalam Pancasila.


3. Landasan Yuridis
Undang-undang  RI  Nomor  2  Tahun  1989  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Keputusan Dirjen  Dikti  Nomor  265  Tahun  2000  mengatur  tentang  perlunya  mata  kuliah Pendidikan Pancasila.
4. Landasan Folosofis
Nilai-nilai      Pancasila    merupakan   dasar    filsafat     Negara,    maka    dalam  aspek penyelenggaraannya  Negara  harus  bersumber  pada  nilai-nilai  Pancasila  termasuk system perundang-perundangan di Indonesia.
3. Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, mendukung kerakyatan yang mengutamakan upaya mewujudkan suatu keadlan social dalam masyarakat















BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
a.       Landasan Pendidikan KOntruktivisme
Kontruktivisme didukung oleh impirisme dan pragmatism. Adanya yang berpendapat bahwa kontruktivisme mengandung bahaya yang mengarah ke empirisme ke relativisme. Pendidikan kontruktivisme memandang pendidikan (mengajar) bukan sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, melainkan membangtu siswa berpikir secara benar dengan membiarkannya berpikir sendiri
b.      Landasan Pendidikan Pancasila
1). Dasar Pemikiran Pendidikan Pancasila
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan, sehingga pendidikn pancasila dibutuhkan.
2).  Landasan Pendidikan Pancasila
a). Landasan Historis
b). Landasan Kultural
c). Landasan Yuridis
d). Landasan Filosofis

c.      Saran
Pemahan tentang kandasan pendidikan kontruktivisme dan landasan pendidikan pancasila sangat dibutuhkan karena agar para siswa mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan kontruktivisme dan landasan pendidikan pancasila, karena kemajuan zaman pun berpengaruh terhadapa pengetahuan siswa.  

Makalah Perkembangan peserta didik komplit



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap pendidik harus memperhatikan perkembangan peserta didik agar pendidik bisa mengetahui apakah siswa tersebut mengalami perkembangan dan pertumbuhan ataukah tidak. Untuk mengetahui pendidik sukses dalam mendidik peserta didik, maka pendidik harus mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan mengetahui juga aspek-aspek yang terdapat pada perkembangan peserta didik.  Untuk menjadi pendidik yang professional, maka pendidik harus juga mengetahui karakteristik dari setiap perkembangan peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah
a.       Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
b.      Apa saja aspek-aspek yang terdapat pada perkembangan peserta didik

C.    Tujuan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka tujuan masalahnya adalah untuk mengetahui:
a.       factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
b.      aspek-aspek yang terdapat pada perkembangan peserta didik










BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Perkembangan Dan Pertumbuhan
Perkembangan adalah Suatu proses yang dialami individu yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang bila ditinjau dari perubahan progresif dan sistematis dalam dirinya.

Pertumbuhan Adalah Perubahan manusia secara kuantitatif (bisa di ukur). Pertumbuhan lebih ke perubahan-perubahan fisik seperti tinggi bada, berat badan, dan sebagainya.

Pertumbuhan                                         Perkembangan


                                    Saling Berkitan

B.       Ciri-Ciri Perkembangan
1.         Ciri-ciri Perkembangan Secara Umum :
1.        Perubahan Aspek Fisik dan Psikis.
2.        Perubahan dalam proporsi.
3.        Lenyapnya tanda-tanda lama.
4.        Munculnya tanda-tanda baru.
2.         Ciri-ciri Perkembangan
a.         Perkembangan Melibatkan perubahan.
b.        Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya.
c.         Perkembangan memiliki pola tetap.
d.        Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
e.         Perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda.
f.         Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Ciri-ciri perkembangan dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
a.       Pembelajaran keterampilan fisik motoric yang diperlukan untuk permainan sehari-hari.
b.      Membenagun keuruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang swdang tumbuh.
c.       Belajar dan bergaul mdan bekerja dalam kelompok sebaya.
d.      Mempelajari peran social sebagai pria atau wanita.
e.       Perkembangan keterampilan dasar membaca, menulis, dan menghitung.
f.       Perkembangan konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
g.      Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h.      Mencapai kepribadian pribadi.

C.           Prinsip-Prinsip Perkembangan
1.      Prinsip-prinsip perkembangan menurut Paul Beltes ada 6:
a.       Perkembangan berlangsung secara hayat.
b.      Perkembangan ditandai dengan kesempatan untuk memilih salah satu pengalaman.
c.       Pengaruh factor biologi dan social budaya bersifat relative.
d.      Perkembangan manusia melibatkan berbagai stimulus internal dan external.
e.       Perkembangan manusia bersifat fleksibel atau berubah.
f.       Sangat dipengaruhi oleh konteks sejarah dan social budaya.

2.      Prinsip-prinsip perkembangan menurut Jean Piaget ada 4:
a.       Setiap tahap perkembangan manusia ditandai dengan upaya mencapai keseimbangan hidup.
b.      Setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap sebelumnya dan mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya.
c.       Tahap-tahap perkembangan manusia bersifat universal.
d.      Setiap tahap perkembangan sebagai proses terjadi secara integral (Being Proses).



3.        Prinsip-prinsip perkembangan menurul Miller ada 5:
a.       Nature
Perkembangan bukan hanya dipengaruhi oleh factor Internal (Nature) tetapi juga dipengaruhi oleh factor External (Norture).
b.      Kuantitatif
Istilah kuantitatif mengandung pengertian sebagai perubahan fisik yang cenderung semakin meningkat atau menurun kapasitas ukurannya.
c.       Normatif
Yang dimaksud asas normative adalah suatu tahp perkembangan individu yang cenderung mengikuti pola-pola yang sudah umum sesuai dengan konsep perkembangan secara normal dan formalistic, aturan-aturan, adat sitiadat,, social budaya yang berlaku di masyarakat.
d.      Pengaruh normative dan normative
e.       Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang normative.

D.      Aspek-Aspek Perkembangan
1.         Perkembangan Fisik
4 aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) antaralain sebagai berikut :
1. Sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi)
2. Otot – otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik)
3. Kelenjar Endokrin (perubahan – perubahan pola tingkah laku baru)
4. Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi)

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motori halus.
1. Perkembangan motorik kasar
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh
perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.

2. Perkembangan motorik halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.
Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.

2.        Perkembangan Intelegensi/Kognitif
Perkembangan intelegensi/kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.

3.        Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :
a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam keadaan
gugup.
 d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati


Ciri – ciri emosi :
a. Lebih bersifat subjektif (memandang sesuatu sebagai pokok masalah utama tanpa ada
alternatif lain).
b. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
c. Banyak bersangkut paut dengan panca indera dan kontak fisik.

4.        Perkembangan Bahasa
Perkembangan Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu. Perkembangan pikiran individu tapak dalam perkembangan bahsanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.

5.        Perkembangan Sosial
Perkembangan social merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan social. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.

6.        Perkembangan Kepribadian
Kepribadian seseorang itu relative konstan, namun dalam kenyataan sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian itu dapat dan mnungkin  terjadi. Perubahan itu terjadi pada umumnya lebih dipengaruhi oleh factor lingkungan daripada factor fisik.
Fenton (E. Harlock, 1956) mengklasifikasikan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian kedalam 3 kategori yaitu:
a.       Faktor Organik seperti: makanan, obat, infeksi, dan gangguan organic.
b.      Factor lingkungan sosail budaya, seperti : pendidikan, reaksi dan partisipasi social.
c.       Factor dari dalam diri individu itu sendiri, seperti :  tekanan emosional, identifikasi terhadap orang lain, dan imitasi.

7.        Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama dari orangtuanya.

8.        Perkembangan Kesadaran Beragama
Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh factor-faktor pembawaan dan factor lingkungan.

E.            Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
-          Faktor Internal
1.      Gen (keturunan)
Adalah substansi bawaan dari induk, yang mempengaruhi ciri. Seperti : warna kulit, tinggi badan, dll.
2.      Hormon (Endokrin)

-          Faktor Eksternal
Yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
Macam-macam faktor eksternal, yaitu :
1)        Faktor Biologis
Biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupannya: faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
2)        Faktor Physis
Physis adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.



3)        Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembangannya, betapapun ukurannya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk memebeli peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa
4)        Faktor Cultural
Di Indonesia, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dam tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak.
5)        Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalanm arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan.
6)        Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti akan berbeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang yang beragama, lebih-lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula, menyangkut proses terbentuknya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama yang merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam berperan penting sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.

F.       Perkembangan sosial anak usia dini
Perkembangan social merupakan penycapaian kematangan dalam hubungan social.proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral ,tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Perkembangan social adalah suatu proses kemampuan belajar dan tingkah laku keluarganya serta mengikuti contoh-contoh serupa yang ada diseluruh dunia. Schneider, minet dan rakhmatunissa dalam sujiono dan syamsiatin   (2003:61)

1.       Bentuk-bentuk Prilaku Sosial
a.       Pembangkangan adalah tingkah laku melawan
b.      Agressi adalah menyerang balik secara fisik
c.       Berselisih atau bertengkar
d.      Menggoda
e.       Persaingan
f.       Kerjasama
g.      Tingkah laku berkuasa
h.      Mementingkan diri sendiri
i.        Simpati

2.      Tahap-tahap perkembangan social anak usia dini
a.       Basic trust vs mistrust [percaya vs curiga] 0-2 thn
b.      Autonomy vs shame [mandiri vs ragu] 2-3 thn
c.       Initiative vs inferiority (berinisiatif vs bersalah)
d.      Industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri) 6-pubertas.

3.      Faktor yang mempengaruhi (Hurlock 1998)
a.       Keluarga
a.       Hubungan
b.      Urutan anak
b.      Kematangan
c.       Status social ekonomi
d.      Pendidikan
e.       Kapasitas mental emosi dan intelegensi.


4.       Fungsi perkembangan social terhadap tingkah laku
     Mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pengaruhnya dengan orang lain.
1.      Cita-cita dan idealism yang baik.
2.      Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri.

G.      Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang ain. Dalam pengetain ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi menggunakan lisan, tulisan, isyarat, mimic muka.
Menurut Eliason (194) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi mengandalkan perannya pada pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan bahasa.

1.      Tahap-tahap perkembangan bahasa
a.       Periode perlingual (usia 0-1 tahun)
Peride perlingual adalah periode yang ditandai dengan kemampuan bayi mengoceh sebagai cara komunikasi kepada orangtuanya.
b.      Periode lingual dini (usia 1-2,5 tahun)
Periode lingual dini (early lingual) yaitu suatu system perkembangan bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak untuk membuat kalimat, satu, dua atau lebih kata dalam suatu percakapan dengan orang lain.
c.       Tahap Diferensiasi (2,5-5 tahun)
Periode diferensiasi ialah suatu periode yang ditandai dengan kemampuan anak untuk menguasai bahasa sesuai dengan hokum tata bahasa yang baik.

2.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
a.       Factor kesehatan
Kesehatan merupakan factor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. 
b.      Intelligensi (daya tangkap)
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat daya tangkap anak. Yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai daya tangkap normal ataupun diatas normal.
c.       Status social ekonomi keluarga
Perkembangan bahasa dengan status social ekonomi keluarga menunjukan bahwa anak berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya.
d.      Hubungan keluarga
Proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama orang tua yang mengajar, melatih dan meberikan contoh bahasa pada anak.

3.      Tahap- Tahap perkembangan Berbicara
Menurut vygosky ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berfikir anak.
a.       Tahap eksternal
Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berfikir berasal dari luar diri anak.
b.      Tahap Egosentris
Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikiran pada pola orang dewasa.
c.       Tahap internal
Yaitu dimana dalam proses berfikir anak telah memiliki suatu pengkhayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.

4.      Faktor-Faktor Terpenting Didalam Anak Banyak Bicara
1.      Intelligensi
2.      Jenis disiplin
3.      Posisi urutan
4.      Besarnya keluarga
5.      Status social ekonomi
6.      Status ras
7.      Berbahasa dua
8.      Penggolongan peran seks

5.      Kendala yang dialami oleh anak
1.      Anak cengeng
2.      Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.

H.      Perkembangan Intelektual Anak Usia Dini
-          Intelligensi buakanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskrifsikan frilaku individu yang berkaitan dengan prilaku intelektual
-          Verbal analogis, Jones And Conrad (loree, 1970:78) telah mengembangkan sebuat kurfa perkembangan intelligensi, yang dapat ditafsirkan antara lain sebagai berikut:
1.      Laju perkembangan intelligensi pada anak berlangsung sangat pesat
2.      Terdapat variasi dalam saatnya dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis keckapan khusus tertentu (Juntika N, 137-138)
-          Adapun pembahasan mengenai intelligensi itu secara teknis pada pokonya dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:
1.      Pembahasan mengenai sifat, hakikat, intelligensi.
2.      Pembahasan mengenai penyelidikan intelegensi
-          Menurut konsepsi ini intelligensi adalah persatuan (kumpulan yang dipersatukan)daripada daya –daya jiwa yang khusus.karna itu pengukuran mengenai intelegensi juga dapat ditempuh dengan cara mengukur daya-daya jiwakhusus itu,miisalnya daya mengamati, daya memproduksi, daya berfikir, dan sebagainya
-          Konsep konsep yang timbul dari keyekinan,bahwa apa yang di selidiki (ditest)dengan tes intelegensi itu adalah intelegensi umum. Jadi intelegensi diberi definisi sebagai tarap umum yang mewakili daya-daya khusus.
-          Perkembangan intelek tuai anak bisa kita kembangkan dengan music.mendengarkan music klasik sejak usia dani bahkan dari masa kandungan akan membantu anak akan membantu anak mengembangkan kognitifnya.selanjutnya,perkembangan kognitif atau intelek tual anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal sekitarnya.oleh karna itu berprilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru prilaku kita.

I.         Perkembangan Emosional Anak Usia Dini
Meurut Agnes Dariyo antara lain:
“Untuk dapat memahami tahapan perkembangan manusia secara menyeuruh perlu diperhatikan istilah-istiah pendting yang lazim digunakan dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan. Seorang yang mempelajari psikologi perkembangn berarti sedang mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal penting dalam perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). “ (Dariyo, 2007 : 19)
               Menurut Hurlock dan Syamsu adalah:
               “perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif atau fisik maupun kualitatif atau psikis), dan berkesinambungan perubahan pada bagian atau fusngsi organisme itu berlangsung secara berurutan atau beraturan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai peerubahan-perubahan yang dialami individu menuju kedewasaan atau kematangannya.

A.    Pengertian Emosi
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan kegiatan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun tingkat luas (mendalam) (Yusuf , 2007 : 115).

B.     Pengaruh Emosi terhadap perilaku dan perubahan Fisik anak
Emosi mempengaruhi perilaku.  Menurut Syamsu Yusuf (2007) memberi contoh sebagai berikut:

1.      Memperkuat semangat
2.      Melemahkan semangat
3.      Menghambat dan mengganggu konsentrasi belajar
4.      Menganggu penyesuaian social
5.      Suasana emosional

C.     Pengelompokan Emosi
Macam- macam emosi anak antara lain:
1.      Amarah
2.      Takut
3.      Cemburu
4.      Tingin tahu
5.      Iri hati
6.      Gembira
7.      Sedih
8.      Kasih sayang
Pada umumnya emosi dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1.      Emosi Sensoris
Yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar tubuh
2.      Emosi Pikis
Yaitu emosi yang mempunyai alas an kejiwaan.

J.        Perkembangan Fisik Motorik
Menurut Ebbeck (1998) merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk (Usia Dini) masa kecil sehingga sering disebut sebagai saat ideal untuk mempelajari kemampuan motoric dengan alas an:
1.        Tubuh anak lebih lentur
2.        Anak belum banyak memiliki keterampilan
3.      Anak lebih berani
4.      Anak-anak menyukai pengulangan
5.      Anak memiliki waktu lebih banyak

1.      Karakteristik Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Anak Usia Dini
a.       Keterampilan koordinasi gerakan motoric kasar meliputi: seluruh badan mencakup ketahanan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan.
b.      Keterampilan motoric kasar dibagi 3:
a.       Keterampilan locomotor : berjalan, berlari, dan lain-lain
b.      Keterampilan nonlocomotor : berayun, bergoyang, dan lain-lain
c.       Keterampilan memanipulatif/memproyeksi : meregang, menarik, dan lain-lain
c.       Rudolf Laban (1930) gerakan yang dianjurkan pada anak pra sekolah berkaitan dengan:
1.      Waktu : Cepat lambatnya suatu gerakan
2.      Beban : Gerakan yang berat, ringan dan sedang
3.      Ruang : Maju kedepan, mundur kebelakang
4.      Alur : Gerakan seluruh atau sebagian tubuh yang berkaitan dengan orang.

2.      Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Fisik Motorik
a.       Kegiatan dalam bentuk permainan
b.      Menciptakan suasana gembira
c.       Gerakannya bervariasi
d.      Dilakukan Tiap hari
e.       Berencana atau tertahap
f.       Diatur sesuai kebutuhan anak

3.      Keterampilan gerak motoric halus
Contoh keterampilan gerak motoric halus adalah dapat menggunting, melipat kertas, menggambar, dan lain-lain

4.      Pengalaman dan Ingatan
Pengalaman dan ingatan sangat berperan penting dalam mempelajari dan memperbaiki keterampilan motoriknya.

5.      Urutan Gerakan Dalam Kegiatan Secara Formal
I.                   Pendahuluan atau Latihan pemanasan / Warming up
1.        Menaikkan suhu badan
2.        Menyiapkan jasmani/rohani
II.                Latihan Inti
1.      Latihan peregangan/kelenturan otot
2.      Latihan Keseimbangan badan
3.      Latihan kekuatan dan ketangkasan badan
4.      Latihan berjalan, berlari, melompat, meloncat.
III.             Latihan Penenangan
Bertujuan untuk mengembalikan suhu badan kekeadaan semula.
6.      Latihan Gerak Dasar yang Diberikan dalam kegiatan terpimpin
a.       Cara berjalan
b.      Gerakan kombinasi berjalan
c.       Gerakan tubuh dengan alat bantu.

7.      Metode/teknik penyampaian
a.       Gerakan ekploitasi
b.      Permainan anak
c.       Gerakan ritmik

BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Perkembangan adalah Suatu proses yang dialami individu yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang bila ditinjau dari perubahan progresif dan sistematis dalam dirinya.
Ciri-ciri Perkembangan Secara Umum :
1.        Perubahan Aspek Fisik dan Psikis.
2.        Perubahan dalam proporsi.
3.        Lenyapnya tanda-tanda lama.
4.        Munculnya tanda-tanda baru.
Aspek-Aspek Perkembangan
1.      Perkembangan Fisik
2.      Perkembangan bahasa
3.      Perkembangan social
4.      Perkembangan intellegensi
5.      Perkembangan keyakinan beragama

B.       Saran
Setiap pendidik harus mengetahui ciri-ciri perkembangan dan aspek-aspek perkembangan supaya pendidik bisa mendidik peserta didiknya dengan baik, sehingga setiap perkembangan yang ditimbulkan oleh peserta didik, pendidik bisa mengarahkan perkembangan itu menjadi suatu perkembangan peserta didik yang baik dan benar.